Kolaka Utara, Radarsultra.co.id – Pesona objek wisata pantai di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) yang begitu eksotis menarik minat mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yang tergabung dalam Langkoe Diving Club, Universitas Halu Oleo (LDC-UHO) menggelar ekspedisi mini XV untuk riset bawah laut di Kolut.
Menurut Ketua LDC UHO, Samsudin dipilihnya Kolut sebagai kawasan riset dan ekpedisi bawah laut, dengan pertimbangan perhatian Pemda Kolut dalam hal peningkatan wisata laut cukup besar.
“Kami memilih Kolut sebagai kawasan riset dan ekspedisi bawah laut dengan pertimbangan bahwa perhatian Pemda Kolut untuk meningkatakan dan menjaga kelestarian wisata laut cukup besar. Ini terlihat dari peran serta Pemda dalam membangun sarana wisata pesisir yang berbasis pendidikan dan olah raga yang ramah lingkungan,” ujar Samsudin, usai diterima perwakilan Dinas Kelautan dan perikanan (DKP) Kolut, Minggu (26/3/2017).
Masih kata dia, Pemda Kolut pernah menggelar kegiatan penanaman terumbu karang dan meraih Award dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai kabupaten penanam terumbu karang terbanyak dengan jumlah 33 juta stek dalam tiga hari.
Sebanyak 37 orang dari tim LDC UHO akan melakukan kegiatan ekspedisi selama tujuh hari di beberapa titik, pantai Berova dan rumah karang pasitodo untuk mengeksplorasi dan melakukan konservasi ekosistem pesisir.
“Ekspedisi ini bertujuan untuk
meningkatkan skiil selam dan riset bawah laut guna menciptakan kader yang komperhensif dan berjiwa sosial, selain akan melakukan penyelaman untuk mengambil data terumbu karang serta jenisnya. Tim yang akan dibagi menjadi tiga
kelompok ini akan melakukan penelitian terhadap jenis-jenis ikan atau biota laut lain yang ada di laut Kolaka Utara,” jelasnya
Samsudin menambahkan, selain melakukan penelitian, peserta juga akan melakukan bakti sosial dengan melakukan pembersihan pantai dan sampah plastik serta memberikan pemahaman pada masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut.
Kadis DKP Kolut, Muhlis Usman mengungkapakan pihaknya sangat menyambut baik riset di Kolut, sebab secara ilmiah atau penelitian khusus, belum ada data pasti berapa jumlah jenis terumbu karang yang ada di Kolut.
“Pihak kami sangat menyambut baik Kolut menjadi kawasan riset dan ekspedisi tim LDC mahasiswa UHO, sebab secara ilmiah atau penelitian khusus, belum ada data pasti berapa jumlah jenis terumbu karang yang ada di Kolut,” kata Muhlis.
Muhlis berharap riset ini akan menunjukan berapa jenis terumbu karang yang hidup di Kolut. Ini juga untuk menunjukan pada masyarakat, khususnya nelayan yang masih melakukan ilegal fising atau bom ikan bahwa keberadaan terumbu karang sangat penting untuk keberlanjutan ikan di laut.(C)