Wakatobi, Radarsultra.co.id – Kinerja Polres Wakatobi mulai dipertanyakan terkait dua kasus yang terjadi di Waktobi akhir pecan ini. Dimana dalam kasus pembunuhan karyawan resort Dive Patuno Syafrudin dan hilangnya kapal nelayan. Dalam kasus pembunuhan data jumlah pembunuh pada awalnya diinfokan hanya 8 orang, tapi ternyata yang ditahan 10 orang.
Begitu juga dengan kapal Manusela yang hilang diperairan Binongko, pihak Polres menyebut kapal Manusela 02 dengan jumlah nelayan 11 orang, sementara data dari Basarnas Kendari kepala Nelayan KM Manusela 03 dengan jumlah nelayan 10 orang.
Kasat Reskrim Polres Wakatobi, Iptu Baharudin, SH yang dikonfirmasi, membenarkan kekeliruan data yang disampaikan atasannya tersebut. Pelaku yang diduga sebagai pembunuh almarhum Syafruddin saat ini tengah ditahan dan berjumlah 10 orang dan dua diantaranya pelajar SMAN 5 Wangi-Wangi dengan inisial LF dan SU, keduanya masih dibawah umur.
Sementara itu terkait kapal nelayan yang hilang. Data dari kepolisian sesuai yang dijelaskan orang dengan dua melati di pundaknya ini bahwa nama Kapal itu adalah KM.Manusela 02 dengan jumlah ABK 11 orang.
Namun berbeda saat disampaikan Basarnas yang menyebutkan nama kapal nelayan Itu KM.Manusela Permai 03 dengan ABK berjumlah 10 orang.
Sementara itu menurut Kapolres Wakatobi,AKBP.Didik Supranoto,S.Ik menyebut perbedaan informasi terkait kedua kasus ini berdasarkan hasil laporan yang tak sesuai dengan penyampaian awal.
“Untuk laporan KM.Manusela itu, lewat Polsek Binongko laporan keluarga pemilik kapal berbeda dengan yang disampaikan ke Basarnas, sehingga data kami menjadi berbeda dengan Basarnas,’’ ujarnya. ( C )