Wakatobi-Radarsultra.co.id Aksi unjukrasa kembali terjadi terkait desakan pencopotan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wakatobi, Sarifuddin Moane,S.Mak oleh Bupati Wakatobi.
Demo ini dilakukan karena yang bersangkutan dinilai menyalahgunakan jabatan dalam proyek jalur masuk dermaga Kapota Wangi-wangi.
Dalam aksi ketiga kalinya ini kata Korlap Filman Ode adanya kejanggalan kasus mulai tahap pertama yang dianggarkan Rp 1 miliar yang diduga dalam prakteknya ada dugaan korupsi dan kongkalikong sebab baik dokumen Amdal maupun target pekerjaan tidak memenuhi syarat.
Demikian pada tahap pekerjaan yang kedua kalinya yang mulai dikerjakan bulan Juli 2016 dengan anggaran serupa sebesar Rp 1,3 miliar disinyalir terjadi pula kerjasama antara pihak kontraktor CV.Tombino Perkasa bersama kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika selaku kuasa pengguna anggaran (KPA) yang menyetujui proyek tersebut dikerjakan.
Saat itu masih dijabat Sarifuddin Moane.
“Pada tahap yang kedua yang selesai Agustus 2016, menuai banyak persoalan diantaranya pekerjaan yang diduga belum selesai sampai saat ini. Sehingga perusahaan ini tidak taat hukum. Semestinya mereka penuhi denda sebab alur masuk saat ini telah menutup kembali galian semula ketika proyek itu dikerjakan dan ini merugikan masyarakat,’’ jelasnya Jendral Lapangan, Filman Ode.
Pantauan Radar Sultra aksi yang hanya diikuti beberapa mahasiswa ini sempat bersitegang dengan anggota Polres Wakatobi saat diarahkan untuk tidak berorasi ditengah jalan dan membakar ban bekas menggunakan bensin. Sebab saat itu salah satu guru TK yang tidak jauh dari aksi mereka memperingatkan agar tidak mengeraskan suara dan juga membakar ban bekas dengan alasan siswa nya terganggu. (C )