Kendari, Radarsultra.co.id – Penemuan mayat seorang guru SD 20 Mandonga di kos-kosannya di Jala Bunga Matahari, Kelurahan Mandonga, Kecamatan Kendari samping kampus lama UHO pagi tadi menggegerkan warga setempat.
Saat ditemukan mayat tersebut sudah dalam keadaan membengkak dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Sang guru SD tersebut diketahui sebagai seorang sosok yang tertutup, hal ini diungkapkan oleh Kapolsek Mandonga Iptu Fajar M berdasarkan hasil temuannya di TKP.
“Kesehariannya korban tertutup, jadi saat datang dia langsung masuk ke kamar dan saat keluar dia juga langsung keluar tidak ada komunikasi sama tetangga ataupun sama warga,” kata Fajar.
Iptu Fajar juga mengungkapkan bahwa tidak ada temuan kekerasan di jasad alamrhum, pihaknya juga menduga bahwa penyebabnya menjadi seorang pribadi yang tertutup akibat penyakit kulit yang sudah lama dideritanya.
“Untuk temuan kekerasan di badan korban tidak ada. Diduga Penyebab dari korban menyendiri itu karena penyakit kulit, ada kelainan di kulit jadi itu yang menyebabkan dia menyendiri,” ungkap Fajar.
Berdasarkan keterangan dari dokter melalui Kapolsek Mandonga yang ikut serta dalam proses evakuasi mayat di TKP mengatakan bahwa saat ditemukan mayat diperkirakan sudah berada di dalam kos-kosan tersebut selama kurang lebih 2-5 hari.
“Dari hasil keterangan dokter mayat sudah dua sampai lima hari berada di dalam kamar tesebut hingga akhirnya ditemukan,” kata Fajar.
Menurut Iptu Fajar pihaknya mendapat laporan mengenai penemuan mayat tersebut dari Nur Yam Yani (34) yang merupakan anak dari pemilik kos-kosan tersebut pada pukul 10.30 Wita (25/02/17).
Sesaat setelah mendapatkan laporan kata Iptu Fajar pihaknya langsung mendatangi TKP untuk memastikan kebenaran laporan yang diterima tersebut.
“Kita mendapatkan laporan jam 10.30 Wita, dari Nuryan bahwa saat Bapak Nuryan pulang dari kampus dia mencium bau tidak sedap selanjutnya dia menghubungi anggota Polsek Kemaraya atas nama Bripka Deni Salfani, dari situ Bripka Deni Salfani langsung ke TKP mengecek dan memang ada mayat di dalam dan kemudian langsung menghubungi piket penjagaan Polsek Kemaraya setelah itu pihak polsek kemaraya langsung datang ke TKP,” ungkap Iptu Fajar
Berdasarkan hasil informasi dari TKP Iptu Fajar membenarkan bahwa mayat tersebut atas nama Depasere seorang guru SD 20 Mandonga asal Polmas Sulawesi Barat (Sulbar).
“Korban atas nama Depasere usia sekitar 50 tahun, profesi guru di SD 20 Mandonga. Dari informasi kita dapatkan bahwa korban berasal dari Polmas Sulbar,” kata Fajar.
Mayat dievakuasi ke RS. Bhayangkara Kendari pada pukul 12.39 Wita, Sabtu (25/02/17). Untuk perkembangan selanjutnya mengenai kasus ini pihak kepolisian masih menunggu hasil visum dari RS Bhayangkara. (B)