Jakarta, Radarsultra.co – SSDM Polri menggelar diskusi panel untuk meningkatkan kinerja Kapolsek di Polda jajaran pada Jumat, (24/01/2025).
Diskusi ini dipandu oleh pengamat sosial Devie Rahmawati dan menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kabareskrim Polri periode 2009–2011 Komjen Pol (P) Ito Sumardi, guru besar Universitas Airlangga Prof. Nur Basuki Minarno, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Arief Wicaksono Sudiutomo, dan jurnalis senior TVOne Totok Suryanto.
Dalam sambutannya, Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo menekankan pentingnya Polri terus memperbaiki diri demi meningkatkan kepercayaan publik.
“Mengelola personel Polri yang jumlahnya mencapai 490 ribu lebih memerlukan keseriusan dan waktu yang tidak sebentar. FGD ini sangat penting, dan masukan dari narasumber serta jajaran akan sangat membantu membenahi permasalahan di tubuh Polri,” ujar Komjen Pol Dedi, Jumat (24/01/2025).
Komjen Pol Dedi juga menyoroti menurunnya tingkat kepercayaan publik terhadap Polri akibat sejumlah kasus menonjol di akhir tahun 2024.
“Polsek adalah ujung tombak organisasi. Sebanyak 46% pengaduan masyarakat yang masuk ditujukan untuk Polsek. Saya tegaskan, seluruh laporan dari masyarakat harus diterima, tidak boleh ditolak,” lanjutnya.
Ia optimistis, dengan membenahi satuan kewilayahan, 80% masalah institusi Polri dapat diatasi.
Senada dengan Komjen Pol Dedi, Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Arief Wicaksono Sudiutomo menyebutkan bahwa Polsek adalah garda terdepan dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Ia menekankan pentingnya langkah mitigasi yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah.
“Polsek dapat diklasifikasi menjadi beberapa kelompok, yaitu Polsek perkotaan, Polsek perbatasan, dan Polsek pedalaman. Setiap Polsek harus bisa mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di wilayahnya,” jelas Arief.
Kabareskrim Polri periode 2009–2011 Komjen Pol (P) Ito Sumardi menilai bahwa pembenahan internal Polri adalah langkah penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.
“Membenahi masalah di tubuh kepolisian merupakan wujud kecintaan terhadap Polri. Perlu ada kesadaran dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik. Kita sangat berharap Polri menjadi lembaga yang disegani, dihormati, dan dipercaya,” kata Ito.
Guru Besar Universitas Airlangga Prof. Nur Basuki Minarno juga menyoroti pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di tubuh Polri.
“Kualitas SDM setiap polisi harus terus ditingkatkan. Masih banyak anggota Polri yang lulusan SMA. Pendidikan menjadi prioritas karena polisi harus memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” ujar Prof. Nur Basuki.
Sementara itu, praktisi media Totok Suryanto menilai kritik terhadap Polri mencerminkan besarnya harapan masyarakat terhadap institusi ini.
“Banyak masyarakat yang membenci tapi juga merindukan kehadiran polisi. Oleh karena itu, polisi harus kembali ke jati dirinya sebagai lembaga yang disegani dan dibutuhkan masyarakat,” ucap Totok.
Diskusi ini juga dihadiri sejumlah pejabat, seperti Irjen Pol (P) Ronny F. Sompie, Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto, Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto, dan Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika, serta diikuti oleh Kapolda dan Kapolres di 36 Polda secara virtual.
Seluruh narasumber sepakat bahwa peningkatan kualitas SDM Polri merupakan kunci dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.*