Kendari, Radarsultra.co.id : Tenaga Kerja Asing di Industri Indonesia bukan lagi hal yang tabu malah sudah dianggap hal biasa yang sering terjadi di Indonesia.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (RI) Airlangga Hartarto, Rabu (11/1/2017), mengatakan pembagian residen industri yang ada di Indonesia sebesar 15 persen dari total keseluruhan tenaga kerja di industri diambil dari tenaga kerja asing (TKA).
“dari total keselurahan tenaga kerja diindustri 15 persen merupakan TKA, kalo industri itu penanam modalnya orang asing tetapi kalo penanam modalnya dalam negeri juga tetap ada TKA, itu udah menjadi hal biasa dalam industri, baik industri baja, tekstil maupun smelter” jelas Airlangga.
Apalagi kalau industri Veronikel basisnya memang di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah udah ada sejak dahulu yang sejarahnya dari zaman Vale (Morowali), dan Antam (Pomalaa) yang sampe sekarang telah terintegrasi.
Kementrian Industri RI juga mendorong pemerintah Sultra untuk membangun center training untuk melatih masyarakat khusus mengisi tenaga kerja di industri smelter seperti di Morowali.
Untuk penghasilan ore nikel yang sementara produksi steel masih di Morowali sedangkan yang di Konawe belum beroperasi, Jika Keduanya telah berproduksi minimal kapasitas Stainless Steel bisa mencapai empat juta ton pertahun.
“Harga perton mencapai dua ribu dolar jadi ekspor bisa mencapai delapan billion pertahun valuenya sekitar 8 juta ton,” kata Airlangga.
“Kita juga bukan hanya mengeksport ore bahan baku malah kita import dari afrika untuk bahan baku,” Tutupnya.