Kendari, Radarsultra.co – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) menegaskan perannya sebagai kontributor penting dalam pembangunan berkelanjutan di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Perusahaan ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat dalam tata kelola lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan kepatuhan terhadap regulasi nasional.
Sejak memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) pada 2007 hingga 2025, PT GKP telah menyumbangkan lebih dari Rp116 miliar kepada negara melalui pembayaran pajak daerah dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Beberapa saat yang lalu, kami melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kabupaten Konkep. Kami menyatakan kepada semua stakeholder bahwa kontribusi PT GKP bukan hanya dalam bentuk finansial. Kami berusaha agar kehadiran kami membawa nilai tambah yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, khususnya di Pulau Wawonii,” ujar GM Government Relations & Permitting PT GKP, Bambang Murtiyoso, Senin, (28/4/2025).
“Kami percaya, kemajuan industri harus berjalan seiring dengan kemajuan masyarakat,” tambahnya.
Pemberdayaan Masyarakat dari Akar Rumput
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, PT GKP melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) telah menyalurkan lebih dari Rp8,6 miliar hingga akhir 2024. Program ini meliputi enam sektor utama, yakni infrastruktur, sosial budaya, kesehatan, pendidikan, kemandirian ekonomi, dan lingkungan.
Setiap program dirancang melalui dialog transparan dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat.
“Misalnya, program Desa Terang di awal kami hadir di Wawonii, lalu program pendidikan seperti GKP Mengajar, pelatihan operator alat berat, perbaikan fasilitas umum dan sekolah, pemeriksaan kesehatan gratis, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita, normalisasi sungai, serta penanaman pohon rutin,” terang Manager Strategic Communication PT GKP, Hendry Drajat.
PT GKP juga berperan aktif mengembangkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya dengan memberdayakan perempuan.
Melalui program pelatihan, ibu-ibu rumah tangga kini berhasil mengolah hasil bumi lokal menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti kacang mete (Samaturu), kelapa (Mohawi), dan olahan ikan laut (Marimba), yang dipasarkan hingga ke luar pulau.
“Kami sangat mengapresiasi inisiatif PT GKP yang mendukung pelatihan dan pemberdayaan ekonomi bagi UMKM. Ini membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk mandiri dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama,” ujar Ketua Kelompok UMKM Binaan PT GKP, Zamniar.
Raih PROPER Biru, Bukti Nyata Komitmen Lingkungan
Komitmen PT GKP terhadap lingkungan kembali mendapat pengakuan dengan diraihnya Penghargaan PROPER Peringkat Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk periode 2023–2024.
Penghargaan ini diberikan atas upaya pengelolaan keanekaragaman hayati dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, khususnya di wilayah pulau kecil.
“Kami mengedepankan pendekatan preventif dan partisipatif. Kami terus berupaya meningkatkan standar pengelolaan lingkungan, termasuk dalam pengelolaan biodiversitas, pengelolaan limbah, rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), dan reklamasi lahan pasca-tambang,” ungkap Head of HSE Department PT GKP, Aladin Sianipar.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini tidak membuat perusahaan berpuas diri.
“Tidak akan berhenti di sini. Target kami adalah terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan agar di masa mendatang dapat meraih PROPER dengan peringkat lebih tinggi lagi,” pungkasnya.
Pertambangan: Penopang PDRB Konawe Kepulauan
Kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian Kabupaten Konawe Kepulauan juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Konkep, Safiuddin Alibas, menjelaskan bahwa menurut Laporan BPS 2024, sektor pertambangan berkontribusi sebesar Rp185,21 miliar pada 2022 dan Rp192,60 miliar pada 2023 terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.
“Saat ini, memang sektor pertambangan menjadi salah satu dari tiga kekuatan utama penopang perekonomian Kabupaten Konkep, bersama pertanian dan pembelanjaan pemerintah,” terangnya.
“Masuknya tambang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” tambahnya.
Safiuddin juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengelola ruang investasi.
“Prinsip pemerintah itu harus terbuka dengan investasi, harus selalu menyiapkan diri. Kami harus bisa memastikan adanya alokasi sumber daya, memastikan distribusi berjalan dengan baik, dan menjaga stabilitas ekonomi,” tegasnya.
Dengan berbagai inisiatif ini, PT GKP membuktikan bahwa sektor pertambangan dapat berjalan seiring dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat lokal.**






