Siapa yang tak kenal Rusda Mahmud, Bupati Kolaka Utara (Kolut) yang telah berhasil merebut simpatik tidak hanya warga Kolaka Utara, tapi juga masyarakat Sultra. Keberhasilannya membangun Kolut sebagai Kabupaten yang selama ini tidak diperhitungkan. Namun dibawah kendalinya, Kolut mulai dikenal dengan berbagai potensi alam yang dimiliki, terutama sektor pariwisata, kaya akan keindahan panorama pegunungan dan laut serta potensi lainnya.
Keindahan Panorama Pegunungan dan laut kolaka utara
Salah satu gebrakan Rusda sejak dilantik jadi Bupati Kolut tahun 2007, Kolut yang pada awal pemekarannya hanya terdiri dari 57 desa dan 5 kelurahan yang tersebar pada 6 kecamatan dengan jumlah penduduk kurang lebih 87 ribu jiwa, kini telah terbentuk menjadi 127 desa, 6 kelurahan yang tersebar pada 15 kecamatan dengan jumlah penduduk (Catatan Sipil 2016) mencapai 161.821 jiwa.
Diawal pelantikannya Rusda Mahmud sebagai Bupati dan Ibu Hj. St Suhariah, S Ag, MH sebagai Wakil Bupati Kabupaten Kolaka Utara pada tanggal 19 Juni 2007 yang lalu dengan jumlah penduduk yang kurang dari 100 ribu jiwa, tersebar pada 111 desa, 5 kelurahan dan 12 kecamatan.
Pada periode kedua kepemimpinan Rusda Mahmud bersama Boby Alimudin dilantik pada tanggal 18 Juni 2012, selaku Bupati dan wakil Bupati periode 2012-2017. Kondisi ini telah berubah, dimana pada saat ini Kolaka Utara telah memiliki penduduk yang terus bertambah, kini jumlahnya kurang lebih dari 163.634 jiwa yang tersebar pada 127 desa, 6 kelurahan dan 15 kecamatan. Dengan pembagian struktur Anggaran Belanja Daerah 70 persen untuk belanja publik dan 30 persen belanja aparatur.
Visi Pembangunan “Semuanya untuk rakyat”
Visi :
1. Kabupaten Kolaka Utara memiliki konsep pembangunan jangka menengah yang telah diramu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode pembangunan tahun 2012-2017 dengan visi pembangunan yakni “Semuanya Untuk Rakyat”. Peningkatkan kemakmuran dan kualitas hidup rakyat secara merata.
2. Peningkatkan daya dukung infrastruktur wilayah dan prasarana pelayanan dasar.
3. Peningkatkan kualitas pelayanan masyarakat melalui reformasi birokrasi.
4. Peningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
5. Penciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat.
6. Peningkatkan Kualitas dan Penataan Lingkuangan Hidup
Kabupaten Kolaka Utara adalah gerbang Utara Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki karakteristik wilayah yang spesifik, baik bila ditinjau dari letak geografis, tofografis, geologis, agroklimat maupun administratif, sehingga dalam upaya percepatan pembangunan daerah diperlukan kebijakan strategis yang dapat memacu laju pertumbuhan pembangunan secara optimal dan berkelanjutan.
Kawasan Mesjid Agung Kolaka Utara
Program prioritas pembangunan daerah meliputi :
1. Pembangunan Fisik, Sarana dan Prasarana Wilayah meliputi pembangunan jalan-jalan produksi, jembatan, pelabuhan darat dan laut, jaringan listrik, pengairan atau irigasi.
Pembangunan Jalan Tol
2. Pembangunan bidang Pendidikan meliputi pembebasan biaya pendidikan dasar, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan.
Fasilitas Pendidikan
3. Pembangunan bidang Kesehatan yakni pembebasan biaya kesehatan sampai dengan kelas III dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas Kesehatan
4. Pembangunan di bidang Pertanian dalam arti luas sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan.
Penanaman Pohon Oleh Bupati Kolaka Utara, Rusda Mahmud
5. Perbaikan dan penanganan lingkungan yakni rehabilitasi areal non produktif, rehabilitas hutan mangrove, penanaman terumbu karang.
6. Pembangunan perkotaan yakni penataan Ruang terbuka Hijau (RTH), Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Pasar Kota, yakni fasilitas fisik dan fasilitas umum di Lasusua.
Salah Satu Fasilitas Umum di Kolaka Utara, Pantai Berova-Dermaga Cinta
Implementasi Visi Misi, Semuanya untuk Rakyat
Dibidang pembangunan infrastruktur, secara fisik 6 kecamatan, yakni Lasusua, Pakue, Batu Putih, Ranteangin, Ngapa dan Kodeoha yang menjadi wilayah pemekaran Kolaka Utara tidak pernah dipersiapkan untuk menjadi sebuah kabupaten.
Berbagai kebijakan percepatan terus dilakukan, dengan persentase belanja modal terhadap belanja daerah, rata-rata diatas 35 persen.
Data statistik menunjukkan sektor konstruksi pada tahun 2008 tumbuh sebesar 27,7 persen, listrik dan air bersih tumbuh sebesar 10,67 persen, sedangkan transportasi darat tumbuh sebesar 20,90 persen dan transportasi laut mendapat satu tambahan armada yang berarti kapasitas angkutan penumpang naik sebesar 30 persen.
Di bidang Pembangunan Pedesaan, sejak tahun 2006 yang lalu, Pemerintah Kolaka Utara telah menggulirkan Alokasi Dana Desa (ADD) secara merata ke setiap desa dan kelurahan.
Perbaikan Jalan-jalan Desa dan Kelurahan
Diawal kepemimpinan Rusda Mahmud program ini dilaksanakan dengan kondisi yang masih sederhana, agar lebih adil maka disempurnakan. Pembagian secara merata belum tentu itu adil, tetapi perlu memperhatikan jarak dan waktu tempuh, tingkat kesulitan, luas wilayah dan jumlah kepala keluarga, terutama keluarga miskin dan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan pemantauan terhadap 17 Kabupaten dan Kota se Provinsi Sulawesi Tenggara, maka desa dan kelurahan di Kabupaten Kolaka Utara adalah yang terbesar mengelola anggaran pembangunan desa.
Di bidang Sosial, khususnya Pendidikan dan Kesehatan
Tahun 2006 membebaskan masyarakat dari biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan dasar. Sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Kolaka Utara telah memiliki sekolah sebagaimana Program Nasional terkait :
* Dana BOS tahun 2009
* Dana BOK Tahun 2011
Bidang Ekonomi
Pembangunan dibidang ini mencakup berbagai sektor terutama seperti: Perkebunan, Pertambangan, Pertanian dan Perikanan. Pembangunan sektor Perkebunan, sebagaimana diketahui bahwa komoditas andalan utama sektor ini adalah Kakao.
Perkebunan Kakao
Namun pada kisaran tahun 2003 – 2007 komoditi ini mengalami krisis. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara sejak tahun 2008 mengambil kebijakan untuk melakukan revitalisasi terhadap perkebunan kakao melalui peremajaan, reahabilitasi dan intensifikasi.
Program ini kemudian didukung oleh gerakan nasional peningkatan produksi kakao pada tahun 2009 dengan pola subsidi peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi perkebunan kakao, dengan teknik sambung samping, sambung pucuk dan tanaman baru.
Meskipun baru digulirkan, namun program ini telah menunjukkan hasil yang sangat signifikan, dimana pada tahun 2009 produksi kakao mengalami peningkatan sebesar 151,41% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Proses Produksi Kakao
Kondisi ini terus mengalami pasang surut. Rusda mengaku sudah banyak prestasi yang telah diperbuat bersama, baik dalam hal administrasi keuangan, lingkungan hidup, pembinaan desa, pembinaan generasi muda dan begitu pula dengan pembangunan infrastruktur, yang tidak perlu disebutkan satu persatu.
‘’Tetapi tentu masih ada kekurangan-kekurangan yang mesti dibenahi, Insya Allah Bupati pengganti saya nanti yang akan melanjutkannya. Olehnya itu marilah kita bersama mendoakan, semoga pelanjut saya sukses dalam menjalankan tugas tugasnya. Saya pun juga berharap semoga pemimpin kita kedepan dapat melayani rakyatnya dengan penuh cinta kasih, arif dan bijaksana,’’ ujar Rusda. (*)