1

Dr RS Bhayangkara : Guru SD Diperkirakan Meninggal Akibat Serangan Jantung

1
1

Kendari, Radarsultra.co.id – Hasil keterangan sementara tim RS Bhayangkara, tidak ditemukan tanda-tanda tindak kekerasan di tubuh mayat guru SD. Dari hasil pemeriksaan dan pantauan tim Dokter RS Bhayangkara dengan melihat dan melakukan observasi terhadap kondisi fisik mayat yang sudah membengkak dan mengeluarkan bau yang sangat menyengat diperkirakan guru tersebut telah meninggal sekitar 2 sampai dengan 5 hari yang lalu.

Hal itu, di sampaikan Kepala Bidang (Kabid) Dokter Polisi (Dokpol) Rumah Sakit Bhayangkara, Komisaris Polisi (Kompol) Dr Mauluddin bahwa dari hasil pemeriksaan fisik luar, ditubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

1

“Kita lihat tidak ada kekerasan tajam di tubuhnya, dilihat dari pembusukannya diperkirakan sudah dua hari, kemudian sudah ada pembentukan belatung dan diperkirakan mayat sudah dua sampai lima hari,” kata Mauluddin.

BACA JUGA :  Damin Berkeliling Indonesia Dengan Sepeda

Pihaknya juga mengungkapkan bahwa kemungkinan penyebab meninggalnya sang guru SD tersebut akibat serangan jantung yang diakibatkan dari penyakit yang diderita korban sebelumnya.

“Dari tanda-tanda sakit yang diderita korban, bisa serangan jantung,” ungkap Danjen (Daeng Jenaka) sapaan akrabnya saat dikonfirmasi melalui WA pribadinya, Sabtu (25/2/2017).

Setelah diidentifikasi lebih lanjut oleh pihak kepolisian dan Tim Dokter RS Bhayangkara Kendari sosok mayat pria paruh baya tersebut diketahui bernama Depassere D.Suangga seorang guru SD 20 Mandonga yang berasal dari Polmas Sulawesi Barat (Sulbar).

Sang guru ditemukan dalam keadaan terlentang tidak bernyawa dikamar kosnya di Jalan Poros Bunga Matahari , Kelurahan Kamaraya Kecamatan Kendari Barat, Sabtu (25/2) sekitar pukul 10.00 Wita.

Nur Yam Yani merupakan orang pertama yang melihat tanda-tanda mencurigakan di kamar kos yang sudah lama terkunci dari dalam dan mengeluarkan bau tidak sedap beserta kerumunan lalat di sekitar pintu kamar tersebut.

BACA JUGA :  Dikmudora Gelar Rapat Koordinasi Dengan Kemendikbud

Saat itu, dirinya baru pulang dari kampus sekitar pukul 10.00 Wita. Dari pemandangan yang dilihatnya itu semakin menambah kecurigaannya hingga akhirnya Nuryam kemudian menghubungi aparat Kepolisian dari Polsek Kamaraya.

Adalah Bripka Deny Salvani yang menerima laporan tersebut dan langsung menyambangi TKP sesaat setelah mendapat laporan.

Bripka Deni bersama anggota kepolisian Polsek Mandonga lainnya yang tiba di TKP kemudian melakukan pemeriksaan dan pendobrakan terhadal pintu kamar korban yang terkunci dari dalam untuk melakukan pemeriksaan.

Ketika pintu kamar terbuka saksi beserta Bripka Deny menyaksikan seorang lelaki memakai baju kaos berwarna Krem, dengan posisi terlentang dalam keadaan tak bernyawa. (B )