Makassar, Radarsultra.co – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui program sosial LPS Peduli Bakti bagi Negeri terus berupaya meningkatkan kepedulian sosial, terutama pada bulan Ramadan 1446 H.
Salah satu bentuk kepedulian ini diwujudkan melalui pembagian paket pangan bertajuk Senyum (Sembako Menebar Senyuman), yang diberikan kepada 200 penerima manfaat di Kabupaten Takalar dan Kota Makassar.
Kegiatan pembagian sembako di Kabupaten Takalar dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Imam Ahmad bin Hanbal, Desa Bontoloe, Kecamatan Galesong, pada Rabu, (12/3/2025).
Kepala Kantor Perwakilan LPS III, Fuad Zaen, menyampaikan bahwa LPS ingin lebih dekat dengan masyarakat di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua, sehingga kehadirannya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kedekatan kami salah satunya diwujudkan melalui bantuan sembako ini. Kami berharap dapat meringankan beban masyarakat serta memberikan harapan baru dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah pada bulan Ramadan dengan lancar,” ujar Fuad.
Selanjutnya, pada Kamis, (13/3/2025), kegiatan serupa digelar di Kantor Kementerian Agama Kota Makassar. Dalam kesempatan tersebut, Fuad menekankan pentingnya keberlanjutan aksi kepedulian sosial.
“Kami berharap kepedulian terhadap sesama tidak hanya berhenti pada hari ini, tetapi terus berlanjut. Mari kita jaga solidaritas, kebersamaan, dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang dimiliki,” tuturnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Desa Bontoloe, H. Amir Guliling, di Kabupaten Takalar, serta Kepala Penyelenggara Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Kota Makassar, Ahmad Malik Thaha. Keduanya mengapresiasi inisiatif LPS dalam berbagi kepada masyarakat.
Paket sembako yang dibagikan terdiri atas beras, minyak goreng, mi instan, serta lauk pauk dalam kemasan seperti kornet dan sarden.
Selain berbagi sembako, LPS juga terus mengedukasi masyarakat mengenai peran dan fungsinya dalam menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. LPS menjamin simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, dengan syarat 3T: tercatat dalam pembukuan bank, tingkat suku bunga sesuai ketentuan LPS, serta tidak terindikasi fraud atau tindak pidana perbankan.
