Kendari, Radarsultra.co.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat naiknya inflasi di Sultra pada bulan Mei 2017 dipengaruhi oleh bahan makanan dan juga tarif angkutan, Rabu, (7/6/2017).
Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra, Harisuddin mengatakan, inflasi yang terjadi di periode tersebut didorong oleh peningkatan komoditas bahan pangan terutama ikan segar dan sayur-sayuran serta tarif angkutan udara.
“Meningkatnya permintaan masyararakat diakhir bulan memasuki bulan Ramadan juga mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi” ungkapnya dalam rilis BI Sultra.
Inflasi tersebut tercatat naik sebesar 0,54 persen mounth to mounth (mtm), jauh meningkat dibanding bulan April 2017 yang mengalami deflasi 0,27 persen (mtm) dan secara spasial peningkatan tersebut terjadi di Kota Kendari dan Bau-Bau.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan Sultra hingga bulan Mei 2017 tercatat sebesar 1,17 persen (ytd) atau secara tahunan sebesar 2,67 (yoy). Menurutnya angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat telah mencapai 1,67 persen (ytd) atau 4,33 persen (yoy).
Menurut Harisuddin, Kondisi cuaca yang tidak kondusif juga menjadi penyebab utama peningkatan tekanan inflasi pada kelompok volatile food pada Mei 2017 kerena menyebabkan menurunnya pasokan sayur-sayuran dan ikan segar di pasar.
“Kelompok yang mengalami kenaikan harga di sub ikan segar antara lain ikan kembung, ikan layang, ikan cakalang dan untuk sayuran adalah bayam, kangkung dan sawi hijau” terangnya.
Sementara itu, sambung dia, peningkatan inflasi pada kelompok komoditas yang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah (administered price) dengan adanya peningkatan tekanan pada tarif angkutan udara yang disebabkan oleh peningkatan pemesanan tiket angkutan udara menjelang arus mudik dan balik dari maupun masuk ke Sultra secara tahunan yang inflasinya tercatat sebesar 1,36% (yoy).
Harisuddin berharap dapat menekan ekspetasi inflasi yang sering terjadi pada bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menghimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja dengan tidak belanja secara berlebihan dan selain itu, TPID juga telah meminta seluruh pemerintah daerah (kota dan kabupaten) menyelenggarakan kegiatan pasar murah didaerahnya masing-masing untuk mencegah lonjakan harga yang berlebihan.(c)






